Barang Bekas Dari Singapura Dan Malaysia Bebas Masuk Di Kabupaten Karimun
Karimun, News Metro Online-- Pedagang barang
bekas di Kabupaten Karimun semakin marak, para pedagang mendapatkan barang bekas
berupa baju, sepatu, tas, pakaian dalam pria dan wanita kulkas, dan perabot
rumah tangga dari negara tetangga Malaysia dan Singapura. Barang-barang bekas tersebut mudah di dapat
di Pasaran Kabupaten Karimun karena
Sepertinya
instansi terkait hanya menutup mata dengan hal tersebut. Barang-barang bekas
itu akan membawa efek samping berupa penyakit terhadap konsumen yang tentunya
berdampak ke masyarakat Karimun. Akan tetapi kita juga tidak bisa menyalahkan
konsumen karena sebagian masyarakat Karimun hanya sedikit saja yang mampu
membeli barang baru. Para peminat barang bekas di Karimun setiap hari meningkat.
Dari pantauan wartawan News Metro
dilapangan, omzet para penjual barang
bekas yang berada di Pasar Sungai Lakam Kecamatan Tanjung Balai meningkat.
Bukan hanya
masyarakat biasa saja yang berbelanja barang bekas di pasar Sungai Lakam, akan
tetapi ada sebagian pegawai juga yang berminat berbelanja pakaian bekas
tersebut. Seorang ibu yang bernama Siti saat diwawancarai wartawan News Metro
di Sungai Lakam mengatakan, barang bekas yang memiliki kualitas bagus itu harganya murah dan dapat dijangkau oleh
siapa pun.
Data yang
diperoleh News Metro di Pasar Sungai Lakam, barang-barang tersebut pemasoknya adalah
salah seorang warga Karimun. Barang-barang tersebut didatangkan dari Singapura
dan Malaysia setiap minggu, kemudian para
pedagang barang bekas yang berada di Pasar Sungai Lakam membeli kepada pemasok
itu dengan sistim transaksi jual beli
per Ball, akan tetapi instansi terkait
belum ada keseriusan dalam mengusut barang-barang bekas tersebut, padahal hal
ini adalah tugas dari Bea dan Cukai, Angkatan Laut dan Polisi
Air yang bertugas dilaut yang
melakukan pengawasan barang-barang tersebut agar tidak masuk secara ilegal di
pasaran Kabupaten Karimun.
Disisi lain
produk impor barang bekas dari Singapura dan Malaysia lebih murah dibandingkan
produk dalam negeri. Pasalnya biaya ongkos transportasi yang didatangkan dari
Jakarta ke Kabupaten Karimun mahal.
Salah seorang
pemilik toko di Kabupaten Karimun yang namanya dirahasiakan kepada wartawan
News Metro mengatakan, selain biaya transportasi yang cukup tinggi, ditambah
lagi dengan aksi Pungutan Liar (Pungli)
yang dilakukan oleh oknum petugas yang
tidak bertanggungjawab. Aksi para oknum tersebut, adalah salah satu penyebab
harga jual produk dalam negeri dipasaran
menjadi mahal.
Masyarakat
mengharapkan pemerintah bertanggung jawab untuk memberantas Pungli-Pungli tersebut
agar tidak memberatkan dunia usaha di
Kabupaten Karimun. Apabila aksi Pungli itu
tetap dibiarkan, maka produk dalam negeri harganya semakin mahal, akibatnya masyarakat
selalu membeli produk luar negeri. Maka dari itu pemerintah harus berani
memberntas Pungli tersebut supaya bisa mendongkrak devisa negara dibidang usaha
garmen. Ini adalah PR pemerintah untuk mencegah barang-barang bekas agar tidak masuk dipasaran Kabupaten Karimun.
Masalahnya kalau tetap dibiarkan, dan tidak disikapi secara serius oleh pemerintah, maka tidak
menutup kemungkinan akan merusak tatanan perekonomian di negara kita. (Stanly)
