Komonitas Satwa Eksotik Kenalkan Ular Berbisa Pada Pelajar SMP
SEMARANG, NEWS METRO Oline -
Acara edukasi bergulir khas KSE
(komunitas satwa eksotik) dalamm hal ini di regional Semarang yaitu NOCTUDAY
part bagian ke 9 kali ini
diselenggarakan pada hari minggu, 16 November 2014 bertempat di SMP Theresiana Semarang dengan sesi tema utama
yaitu mengangkat salah satu jenis ular berbisa yang biasa di jumpai di sekitar
lingkungan kita bahkan di pekarangan atau sudut luar rumah yang dingin dan
lembab erutama sehabis hujan yaitu ular gadung luwuk berikut jenis bisa
yang dikandungnya dan efek yang ditimbulkan akibat bisa nya / tergigit ular
tersebut
Di sesi ini , wawan sebagai ketua dari KSE ( komunitas satwa eksotik ) Regional Semarang mengatakan ke siswa-siswa yang hadir dan mengikuti edukasi kali ini bahwa Ular gadung luwuk atau
Ular ini bersifat ovovivipar, yakni telur-telurnya menetas semasa masih di dalam perut dan keluar
Bisa ular ini,seperti umumnya family crotalinae, bersifat hemotoksin yang merusak system peredaran
Bisa bersifat hemotoksin sendiri jika didalam darah akan mencegah oksigen membentuk hemoglobin. Akibatnya sel-sel darah akan rusak dan penggumpalan darah akan terjadi, menyerang sistim sirkulasi darah dan sistim otot dan dapat menyebabkan kerusakan jaringan, gangrene, dan
kelumpuhan permanen.
Lalu sesi selanjutnya digelar juga pengetahuan singkat tentang jenis-jenis lain dari ular berbisa yang sering ditemui juga disekitar lingkungan kita terutama lokasi yang masih berbatasan dengan hutan
sekunder / hutan kampung , kebun , pekarangan luas , seperti ular kobra jawa, ular welang, ular weling, ular cabe, ular pudak bromo dan lainnya yang dibawakan oleh Ocie / Ocid masih dari kru edukasi KSE (komunitas satwa eksotik ) Regional semarang.
Seperti keterangan salah satu siswa setelah mengikuti arahan dari wawan diatas tadi, Satria ( 13 ) mengatakan “bahwa sangat fatal dan mengerikan dari dampak digigit ular hijau kecil berbuntut merah\tersebut apalagi membayangkan sewaktu terkena gigitan tidak ada teman atau masyarakat sekitar untuk segera memberikan pertolongan / membawa ke rumah sakit rujukan sesuai keterangan dari kakak-kakak KSE tadi “ Bpk Catur galih , selaku Pembina ke Pramuka an SMP Theresiana Semarang mengatakan bahwa “kedatangan para anggota dari KSE ( komunitas satwa
eksotik ) ini ke sekolah kami sangat banyak manfaatnya bagi siswa terutama siswa telah secara singkat terbekali tentang pengetahuan jenis-jenis ular berbisa yang umum dan rumah sakit rujukan jika terkena gigitannya” Akhirnya sesi penutup adalah berupa interaksi langsung dan berfoto
bersama satwa-satwa yang dibawa oleh kru KSE seperti ular, kadal, biawak, iguana dan lainnya , yang tentunya semua bukan satwa berbisa, dan berbahaya melainkan merupakan satwa yang telah jinak dan aman untuk dilakukan interaksi oleh siswa-siswa yang mengikuti acara edukasi ini.
Apabila tidak ditangani dengan baik, perdarahan internal dapat menyusul terjadi
dalam beberapa jam sampai beberapa hari kemudian, dan bahkan dapat membawa
kematian.Di sesi ini , wawan sebagai ketua dari KSE ( komunitas satwa eksotik ) Regional Semarang mengatakan ke siswa-siswa yang hadir dan mengikuti edukasi kali ini bahwa Ular gadung luwuk atau
Ular ini bersifat ovovivipar, yakni telur-telurnya menetas semasa masih di dalam perut dan keluar
Bisa ular ini,seperti umumnya family crotalinae, bersifat hemotoksin yang merusak system peredaran
Bisa bersifat hemotoksin sendiri jika didalam darah akan mencegah oksigen membentuk hemoglobin. Akibatnya sel-sel darah akan rusak dan penggumpalan darah akan terjadi, menyerang sistim sirkulasi darah dan sistim otot dan dapat menyebabkan kerusakan jaringan, gangrene, dan
kelumpuhan permanen.
Lalu sesi selanjutnya digelar juga pengetahuan singkat tentang jenis-jenis lain dari ular berbisa yang sering ditemui juga disekitar lingkungan kita terutama lokasi yang masih berbatasan dengan hutan
sekunder / hutan kampung , kebun , pekarangan luas , seperti ular kobra jawa, ular welang, ular weling, ular cabe, ular pudak bromo dan lainnya yang dibawakan oleh Ocie / Ocid masih dari kru edukasi KSE (komunitas satwa eksotik ) Regional semarang.
Seperti keterangan salah satu siswa setelah mengikuti arahan dari wawan diatas tadi, Satria ( 13 ) mengatakan “bahwa sangat fatal dan mengerikan dari dampak digigit ular hijau kecil berbuntut merah\tersebut apalagi membayangkan sewaktu terkena gigitan tidak ada teman atau masyarakat sekitar untuk segera memberikan pertolongan / membawa ke rumah sakit rujukan sesuai keterangan dari kakak-kakak KSE tadi “ Bpk Catur galih , selaku Pembina ke Pramuka an SMP Theresiana Semarang mengatakan bahwa “kedatangan para anggota dari KSE ( komunitas satwa
eksotik ) ini ke sekolah kami sangat banyak manfaatnya bagi siswa terutama siswa telah secara singkat terbekali tentang pengetahuan jenis-jenis ular berbisa yang umum dan rumah sakit rujukan jika terkena gigitannya” Akhirnya sesi penutup adalah berupa interaksi langsung dan berfoto
bersama satwa-satwa yang dibawa oleh kru KSE seperti ular, kadal, biawak, iguana dan lainnya , yang tentunya semua bukan satwa berbisa, dan berbahaya melainkan merupakan satwa yang telah jinak dan aman untuk dilakukan interaksi oleh siswa-siswa yang mengikuti acara edukasi ini.
pembengkakan, rasa kaku dan nyeri yang meluas perlahan-lahan ke seluruh bagian yang tergigit. Rasa nyeri akan terasa terutama pada persendian antara luka dan jantung.
darah.Dimana gigitannya pada manusia menimbulkan rasa sakit yang hebat, dan kerusakan jaringan di sekitarluka gigitan. Dalam menit-menit pertama setelah gigitan,



