Ratusan Kontraktor Mengeluh, Anggota DPRD Depok Minta Minta Proyek
DEPOK. NEWS METRO - Ratusan Kontraktor yang tergabung dari berbagai asosiasi mengeluh, pasalnya setiap
tahun puluhan oknum anggota DPRD Depok kerap meminta jatah proyek kepada
legislatif. Tahun 2016 lalu puluhan
oknum DPRD dari berbagai Fraksi mendapat jatah 350 proyek Penunjukan Langsung
(PL) dari Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (Bimasda) Kota Depok.
Bukan itu saja, selain proyek dari Bimasda, mereka pun
masih meminta – minta jatah proyek dari dinas
– dinas lain dengan alasan untuk
memenuhi aspirasi warga masyarakat.
Ulah para anggota Dewan Perwakilan Rakyat ini
dirasakan sangat merugikan para kontraktor yang telah bertahun – tahun memiliki jasa dalam berkontribusi membangun
Kota Depok.
Agar kasus minta minta proyek anggota DPRD ini tidak
berkepanjangan, kami minta agar proyek
anggaran tahun 2017 ini di-intai oleh tim Saber Pungli sekaligus menangkap jika
kedapatan ada anggota DPRD Depok yang masih meminta – minta proyek kepada
legislatif.
“Kami minta tim
Saber Pungli tidak menutup mata atas aksi para oknum anggota DPRD Kota Depok yang sama sekali sudah tidak
memiliki rasa malu ini. Masalahnya, kalau tetap dibiarkan, dan tidak ditindak
lanjuti secara serius oleh tim Saber Pungli, maka dipastikan mereka akan semakin
meraja lela.”
Demikian dikatakan sejumlah kontraktor di kantin gedung Pemerintah Kota (Pemkot) Depok kepada News Metro Jumat (28/4) sekitar jam
10.00 WIB.
Terkait dengan ulah anggota DPRD itu, Menteri Dalam
Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo kepada
wartawan mengaku mendapatkan banyak
laporan perihal anggota dewan daerah yang kerap meminta jatah proyek sehingga
menyulitkan kebijakan pembangunan kepala daerah.
Kebiasaan ini menurut Mendagri menunjukkan bahwa DPRD
lebih dominan daripada kepala daerah, sehingga berdampak kepada ketimpangan
pembangunan di daerah.
Menurut Tjahjo, seharusnya, yang menentukan sasaran
pembangunan adalah pemerintah daerah. Sedangkan posisi DPRD sebagai mitra kerja
pemerintah daerah hanya dalam batas mengusulkan dan memberikan pertimbangan.
Mulai saat ini, Tjahjo meminta kepada bupati atau wali
kota untuk bersikap tegas menghadapi permintaan jatah proyek dari kalangan
legislatif.
"Yang menentukan, ya pemerintah daerah. Jangan
yang menentukan DPRD. DPRD usul boleh, tapi keputusan di eksekutif. Ini
menyangkut pembangunan. Soal dirembuk, oke. (Misalnya) di sini ada sekian
proyek, jenisnya apa, bagi rata. Jangan nanti bangun jalan yang paling bagus di
depan rumah pak bupati saja. Kan tidak, semua jalan harus dalam kondisi
baik," ungkap Tjahyo.
Pihaknya
juga meminta kepada aparat penegak hukum di daerah, yakni kejaksaan dan
kepolisian agar ikut mengawasi jalannya pembangunan, termasuk mengikis praktik
"jatah-menjatah" proyek bagi kalangan legislatif.
Dengan
keterlibatan aparat penegak hukum, kepala daerah diharapkan mempunyai
keberanain untuk mengatur kebijakan pembangunan yang lebih adil dan merata di
wilayahnya. Jelas Mendagri seperti yang dikutip salah satu media seusai memimpin apel PNS di lingkungan Pemkab
Semarang di Ungaran, beberapa waktu lalu.
"(Kepala daerah) jangan takut dong. Kita ada
Polres, Kajari harus proaktif mengamati dengan baik. Sama-samalah, kita butuh
DPRD menyusun APBD, menyusun perda. (Tapi) pengawasan juga perlu sinergi,"
pungkasnya.
Sementara Ketua DPRD Kota Depok, Hendrik Tangke Allo,
S.Sos yang akan ditemui News Metro Jumat Siang (28/4) terkait masalah ini tidak berada ditempat.
Hingga berita ini diturunkan, Ketua DPRD dari Fraksi Partai
Demokrasi Indonesia Perjuangan itu belum
dapat ditemui. Johnny Kuron


0 Response to "Ratusan Kontraktor Mengeluh, Anggota DPRD Depok Minta Minta Proyek"
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.