Korban Meninggal Gempa NTB Bertambah 91 Orang
NTB (Nusa Tenggara Barat), News Metro Online -
Dampak gempa susulan berkekuatan 7 SR yang mengguncang beberapa kota di Nusa Tenggara Barat, Minggu (5/8/2018) pukul 18.46 WIB memberikan dampak kerusakan yang makin meluas. Hingga Senin dini hari (6/8/2018) pukul 02.30 WIB tercatat sebanyak 82 orang meninggal dunia akibat tertimpa reruntuhan bangunan, ratusan orang luka-luka dan ribuan rumah mengalami kerusakan.
Menurut Kepala Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, daerah yang terparah adalah Kabupaten Lombok Utara, Lombok Timur dan Kota Mataram.
Dari laporan BPBD Provinsi NTB yang diterima Sutopo tercatat sebanyak 91 orang meninggal dunia yang berasal dari Kabupaten Lombok Utara 65 orang, Lombok Barat 9 orang, Lombok Tengah 2 orang, Kota Mataram 4 orang, dan Lombok Timur 2 orang. Sebagian besar korban meninggal akibat tertimpa bangunan yang roboh.
Sutopo mengungkapkan, di saat penanganan darurat dampak gempa 6,4 SR masih berlangsung, terutama di Kabupaten Lombok Utara dan Lombok Timur, tiba-tiba masyarakat kembali merasakan guncangan gempa dengan kekuatan yang lebih besar. Mereka pun panik dan berhamburan di jalan-jalan mencari tempat terbuka.
Parahnya bangunan dan rumah yang sudah rusak akibat gempa sebelumnya kini menjadi lebih rusak dan roboh. Apalagi ada peringatan dini tsunami menyebabkan masyarakat makin panik dan trauma.
Korban luka-luka banyak yang dirawat di luar puskesmas dan rumah sakit karena kondisi bangunan yang rusak. Selain itu gempa susulan terus berlangsung. Hingga 5/8/2018 pukul 24.00 WIB terjadi 80 kali gempa susulan dengan intensitas gempa yang lebih kecil.
BMKG menyatakan bahwa gempa 7 SR tadi adalah gempa utama (main shock) dari rangkaian gempa sebelumnya. Artinya kecil kemungkinan akan terjadi gempa susulan dengan kekuatan yang lebih besar, paparnya.
Tim SAR gabungan masih terus melakukan evakuasi dan penyisiran. Kondisi malam hari dan sebagian komunikasi yang mati menyebabkan kendala di lapangan. Diperkirakan korban terus bertambah. Jumlah kerusakan bangunan masih dilakukan pendataan.
Kepala BNPB Willem Rampangilei yang tiba di lokasi bencana bersama jajaran BNPB di Lombok Utara menjelaskan, pihaknya kini telah mengirim 2 helikopter untuk membawa alat evakuasi dan logistik tambahan.
" Kami bersama BPDB, TNI, Polri, Basarnas, Kementerian PU Pera, Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial, Kementerian BUMN, SKPD, NGO, relawan dan lainnya terus melakukan penangan darurat. TNI kabarnya akan memberangkatkan tambahan pasukan dan bantuan, khususnya bantuan kesehatan yaitu tenaga medis, obat-obatan, logistik, tenda dan alat komunikasi pada 6/8/2018 pagi," jelas Willem.
Fokus utama saat ini, tambahnya, adalah pencarian, penyelamatan dan pertolongan kepada masyarakat yang terdampak gempa serta pemenuhan kebutuhan dasar.
Kebutuhan mendesak saat ini adalah tenaga medis, air bersih, permakanan, selimut, tikar, tenda, makanan siap saji, layanan trauma healing dan kebutuhan dasar lainnya.
Kegiatan belajar mengajar di sekolah di wilayah Lombok Utara, Lombok Timur, dan Mataram akan diliburkan pada 6/8/2018 karena dikhawatirkan bangunan sekolah membahayakan siswa. Akan dilakukan pengecekan terlebih dahulu oleh petugas. (Norman)
Dampak gempa susulan berkekuatan 7 SR yang mengguncang beberapa kota di Nusa Tenggara Barat, Minggu (5/8/2018) pukul 18.46 WIB memberikan dampak kerusakan yang makin meluas. Hingga Senin dini hari (6/8/2018) pukul 02.30 WIB tercatat sebanyak 82 orang meninggal dunia akibat tertimpa reruntuhan bangunan, ratusan orang luka-luka dan ribuan rumah mengalami kerusakan.
Menurut Kepala Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, daerah yang terparah adalah Kabupaten Lombok Utara, Lombok Timur dan Kota Mataram.
Dari laporan BPBD Provinsi NTB yang diterima Sutopo tercatat sebanyak 91 orang meninggal dunia yang berasal dari Kabupaten Lombok Utara 65 orang, Lombok Barat 9 orang, Lombok Tengah 2 orang, Kota Mataram 4 orang, dan Lombok Timur 2 orang. Sebagian besar korban meninggal akibat tertimpa bangunan yang roboh.
Sutopo mengungkapkan, di saat penanganan darurat dampak gempa 6,4 SR masih berlangsung, terutama di Kabupaten Lombok Utara dan Lombok Timur, tiba-tiba masyarakat kembali merasakan guncangan gempa dengan kekuatan yang lebih besar. Mereka pun panik dan berhamburan di jalan-jalan mencari tempat terbuka.
Parahnya bangunan dan rumah yang sudah rusak akibat gempa sebelumnya kini menjadi lebih rusak dan roboh. Apalagi ada peringatan dini tsunami menyebabkan masyarakat makin panik dan trauma.
Korban luka-luka banyak yang dirawat di luar puskesmas dan rumah sakit karena kondisi bangunan yang rusak. Selain itu gempa susulan terus berlangsung. Hingga 5/8/2018 pukul 24.00 WIB terjadi 80 kali gempa susulan dengan intensitas gempa yang lebih kecil.
BMKG menyatakan bahwa gempa 7 SR tadi adalah gempa utama (main shock) dari rangkaian gempa sebelumnya. Artinya kecil kemungkinan akan terjadi gempa susulan dengan kekuatan yang lebih besar, paparnya.
Tim SAR gabungan masih terus melakukan evakuasi dan penyisiran. Kondisi malam hari dan sebagian komunikasi yang mati menyebabkan kendala di lapangan. Diperkirakan korban terus bertambah. Jumlah kerusakan bangunan masih dilakukan pendataan.
Kepala BNPB Willem Rampangilei yang tiba di lokasi bencana bersama jajaran BNPB di Lombok Utara menjelaskan, pihaknya kini telah mengirim 2 helikopter untuk membawa alat evakuasi dan logistik tambahan.
" Kami bersama BPDB, TNI, Polri, Basarnas, Kementerian PU Pera, Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial, Kementerian BUMN, SKPD, NGO, relawan dan lainnya terus melakukan penangan darurat. TNI kabarnya akan memberangkatkan tambahan pasukan dan bantuan, khususnya bantuan kesehatan yaitu tenaga medis, obat-obatan, logistik, tenda dan alat komunikasi pada 6/8/2018 pagi," jelas Willem.
Fokus utama saat ini, tambahnya, adalah pencarian, penyelamatan dan pertolongan kepada masyarakat yang terdampak gempa serta pemenuhan kebutuhan dasar.
Kebutuhan mendesak saat ini adalah tenaga medis, air bersih, permakanan, selimut, tikar, tenda, makanan siap saji, layanan trauma healing dan kebutuhan dasar lainnya.
Kegiatan belajar mengajar di sekolah di wilayah Lombok Utara, Lombok Timur, dan Mataram akan diliburkan pada 6/8/2018 karena dikhawatirkan bangunan sekolah membahayakan siswa. Akan dilakukan pengecekan terlebih dahulu oleh petugas. (Norman)

0 Response to "Korban Meninggal Gempa NTB Bertambah 91 Orang"
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.