Dirgahayu HUT RI Ke-66 : "Hikmah Dari Arti Sebuah Perjuangan"


Gambar, nampak sepasukan Paskibra sedang menaikan bendera sang Merah Putih dalam upacara menyambut Hari Kemerdekaan RI Ke – 66 di lapangan depan halaman perkantoran Walikota Depok Rabu (17/8). Foto : (Benny.G)

Pelaku sejarah yang masih kossisten dengan semangat juang 45, nampak saat sedang mangheningkan penaikan Bendera Merah Putih memperingati hari kemerdekaan RI ke – 66. Foto : (Benny. G)
Depok, News Metro Online
semangat para pejuang “45” rasanya sudah semakin rentan, dikarenakan kondisi, serta pisik dari pada patriotisme kita yang telah mengukirkan sejarah bangsa ini, menjadi catatan yang harus diberikan apresiasi kepada mereka pendahulu kita dengan mengorbankan jiwa dan raga, hanya semata tinggal kenangan yang tak terlupakan.
Berikut penuturan H, Moch Wahyudin pelaku Solo dari korps tentara pelajar SAYCSA battalion Brigade V Dan IV , “jangan sekali-kali melupakan sejarah”, sebab bangsa dan Negara ini dibangun oleh darah dan banyak korban nyawa demi memperjuangkan, mempertahankan tanah air katanya saat ditemui wartawan disela-sela upacara kenaikan bendera merah putih di parkir lapangan depan kantoe walikota Depok Jaan Margonda Rabu (17/8) .
Cukup sudah rasanya penderitaan rakyat, semenjak dijajah oleh Belanda selama 350 tahun lamanya, kemudian Jepang menjajah kita selama 3 setengah tahun dan pada saat itu tentara sekutu meng-bombardir hirosima, penjajahan yang begitu panjang.
Arti dari Kemerdekaan yang hakiki, keberhasilan yang kita rebut dari penjajah bukan semata-mata dipandang atau diukur dari segi materi,  namun upaya dari semua itu adalah buah dari kebersamaan yakni rakyat Indonesia, sehingga kebangkitan bangsa Indonesia adalah merupakan cita-cita kita semua membangun negri ini.
Untk itu generasi saat in harus mengambil peran, tentu saja dengan semangat kebangsaan ( Nasionalisme) yang tinggi, kami segenap pejuang para kemerdekaan yang berpedoman dengan cita-cita bangsa, agar generasi sekarang mengisi pemembangun secara nasional berdasarka idiologi negara yaitu Pancasila.
Guna memenuhi harapan dan cita-cita, generasi bangsa sebagai penerus harus mampu meneruskan perjuangan ini, terutama dalam pendidikan dasar sebagai fundamental dan menerapkan Pancasila dalam kurikulunya di sekolah dasar, kendati banyak kerikil – kerikil yang mengerogoti idiologi tersebut.
Ditambahkan Sri Utomo pelaku sejarah dari Surabaya batalion 503 Bayangkara Devisi 1, Mengenai kepemimpinan yang sekarang ini  justeru cenderung mengabaikan aspek sosial yang mempengaruhi instrumen di masyarakat akar rumput, “ saya kecewa dengan kepemimpinan yang tidak punya ketegasan, sebab tandasnya, melihat kondisi dan situasi, baik itu sosial politik, maupun realita supremasi hukum kita di republik ini semakin terpuruk saja, bangsa ini mau dibawa kemana ucapnya seraya. ( Benny Gerungan )

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Dirgahayu HUT RI Ke-66 : "Hikmah Dari Arti Sebuah Perjuangan""

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.