Pulau Bangka di Ambang Kehancuran... ???
AIRMADIDI, SULUT NM Online - Pemerintah di Kabupaten Minahasa
Utara akhirnya mengijinkan Pulau Bangka menjadi sebuah pulau pertambangan
‘bijih besi’ yang dikelolah oleh PT MICGRO METAL PERDANA (MMP) milik pengusaha
dari negara China ke tahap eksplorasi kendati secara geografis, pulau yang
terletak di semenanjung Kecamatan Likupang Timur itu hanya memiliki luas area
sekitar 4.700 hektare saja.
Tak pelak kebijakan Pemda Minut ini
menuai penolakan keras dari berbagai kalangan, serta warga penghuni pulau indah
yang lebih pantas menjadi zona pariwisata itu. Apalagi di pesisir Pulau Bangka
sudah ada beberapa resort dan lokasi diving milik beberapa investor lokal
maupun investor asing.
Tahun 2012 silam, warga pribumi
Pulau Bangka yang terdiri dari warga Desa Lihunu, Kahuku dan Libas bereaksi
menolak keras PT MMP. Bukan itu saja, penolakan itu ternyata mendapat respon
dan dukungan Group Band SLANK dari Ibukota (Jakarta).
Menariknya, kendati di pengadilan
tertinggi sudah ada putusan memenangkan penolakan warga, pemerintah terkesan
bersikukuh meluluskan PT MMP untuk masuk menggelar eksplorasi di Desa yang
dimekarkan dari Desa Kahuku menjadi Desa Kahuku dan Desa Ehe itu.
Setahun yang lalu (2013), Kumtua
Desa Likupang 2 Sarjan Maramis mengaku sangat prihatin dengan nasib kaum
nelayan apabila Pulau Bangka dijadikan pertambangan. Pasalnya menurut Sarjan, perlahan
tapipasti pulau yang merupakan sarang ikan itu akan hancur.
“Mau kemana lagi para nelayan kalau
biota laut Likupang ini sudah terusik keseimbangannya. Contoh pengrusakan yang
sangat nampak saat ini adalah hewan hutan seperti Celeng (babi hutan) dan Rusa
terancam punah karena kerap di buru, berikutnya Pulau Bangka akan rata dengan
laut,” bebernya.
Namun, inisiatif yang diambil Pemkab
Minut dengan mengeluarkan rekomendasi penambangan dengan tahap eksplorasi untuk
PT MMP itu, kendati menuai kontroversi, kebijakan pemerintah itu memang cukup
beralasan.
Drs Allan Mingkid selaku Kadis
Pertambangan dan Energi Minut, memaparkan bahwa Pulau Bangka bisa menjadi pulau
indah dengan investasi triliunan rupiah. “Pemerintah berencana menjadikan Pulau
Bangka menjadi ‘Pulau tree in one (3 in1) yaitu sebagai area pertambangan, pariwisata
dan area perikanan, yang dampaknya untuk kemajuan pembangunan daerah dan
kesejahteraan masyarakat,” katanya.
Dengan adanya pertambangan, lanjut
Mingkid, pariwisata dan perikanan, menyerap tenaga kerja hampir di atas empat
ribu orang, “Ini menguntungkan masyarakat, sebab pertambangan dibangun akan
memprioritaskan SDM tenaga kerja warga sekitar. Perencanaan pembangunan hotel
berbintang juga bakal dibangun di pulau itu, diikuti dengan proyek perikanan
bagi masyarakat setempat,” timpal dia.
Mingkid mengakui untuk mewujudkan
hal itu, tentunya harus melalui kajian, diantaranya yang paling pokok adalah
kajian Analisa Dampak Lingkungan (Kajian AMDAL). “Intinya kita sesuai aturan.
Makanya pertambangannya pengolah bijih besi itu, sampai saat ini masih menunggu
ijin operasi produksi dari Kementrian ESDM. Diharapkan tahun ini sudah ada
ijin, kan lebih cepat lebih baik,” pungkas Mingkid.
Mengenai aksi penolakan warga Pulau
Bangka. Mingkid mengatakan hal itu hanyalah wacana segelintir warga yang
mungkin hanya terprovokasi. “Masyarakat sudah mendukung. Mereka yang memprovokasi
warga kini sudah tak mempan. Coba cek ke Desa Ehe dan Desa Kahuku, warga sudah mendukung adanya tambang
itu,” ungkapnya.
Sementara Bupati Minut, Drs Sompie
S F Singal MBA, terkait petisi dari Kaka Vokalis Group Band SLANK, menilai
SLANK kurang memahami upaya pemerintah untuk mensejahterakan rakyatnya lewat PAD dari segi pertambangan. “Dorang
mau tau apa soal torang pe daerah, dorang kan orang luar,” ujar Singal
menanggapi hal tersebut kepada beberapa wartawan di pertengahan tahun 2013
silam.
Semua kajian untuk adanya
pertambangan, telah dikaji dengan sebaik mungkin hingga Bupati Sompie Singal
menjamin akan kebisaan daripada pertambangan bijih besi itu. “Siapa yang bilang
ini merusak lingkungan, kita tetap sesuai aturan, sebab semua ada aturan. Kalau
memang itu akan merusak lingkungan saya siap tutup. Tapi kalau tidak, kita
jalankan. Ini untuk masyarakat juga, jangan lupa bahwa saya orang Minut. Jika
ada yang sakiti warga saya, maka saya orang pertama yang akan melindungi warga
saya,” jelas Bupati ramah.(john)
