Mobil Resque BNPB 'Masih' Disandera Warga, Pemkab Sangihe Tak Peduli
![]() |
| Photo Ilustrasi. |
tak punya kepedulian menyelesaikan ganti kerugian akibat kecelakaan tersebut.
Diketahui, pada 3 Juli 2014
lalu, mobil Resque BNPB yang dikelola BPBD Sangihe mengalami
kecelakaan beruntun dengan menabrak mobil dan rumah milik HB warga
kampung Pusunge. Meski tak memakan korban jiwa, namun kecelakaan ini
mengakibatkan kerugian material yang diperkirakan mencapai Rp. 104 juta.
Menurut HB, angka tersebut didapat dari kerusakan mobil pribadinya dan
kerusakan rumah plus sejumlah perabotan yang ikut hancur ketika mobil
BNPB menyeruduk masuk halaman dan bagian dalam rumahnya.
HB menuturkan, saat kejadian
tahun lalu sempat terjadi kesepakatan antara dirinya dengan pihak
pemkab Sangihe untuk mengganti semua kerugian tapi hingga saat ini ganti
kerugian tak kunjung terealisasi. Akhirnya, mobil Resque BNPB
“disandera” hingga TGR tersebut dibayarkan pemerintah.
Kepala BPBD Sangihe, Ir
Rentje Tamboto dimintai konfirmasi membenarkan jika mobil BNPB yang
digunakan BPBD hingga saat ini masih dalam penguasaan warga Pusunge
akibat belum dibayarkannya tuntutan warga tersebut. Tamboto juga tidak
dapat memastikan pembayaran ganti kerugian meski mobil BNPB yang
notabene sebagai kendaraan operasional Resque bencana tersebut
tak bisa digunakan.
Warga Tahuna, Yos Lendentari
menilai, pemerintah tak punya kepedulian terhadap persoalan yang
menimpa warga. Menurutnya, jika kejadian ini terbalik, artinya,
pelakunya warga sementara yang jadi korban adalah pihak pemerintah,
pastilah warga tersebut “babak belur dihajar” pemerintah. “Sudah setahun
masalah ini tidak tuntas, secepatnya pemerintah harus membayar ganti
kerugian tersebut” Tegas Yos. (Johan)
