Menguak Misteri Gunung Kendeng dan Memaknai Pertapaan Watu Payung
PATI,
NEWSMETRO.CO - Pegunungan kendeng adalah merupakan pegunungan kapur yang terbentang dari Pati,
Purwodadi, Rembang hingga Blora. Sesuai dengan karakteristik pegunungan kendeng
menyimpan misteri yang akan terkuak melalui sumber-sumber supranatural yang bisa deteksi
dimensi tembus pandang.
Memaknai
Pertapaan Watu Payung lebih dalam
Terkait dengan cerita para lelaku yang mengaku
mengetahui melalui pertapaanya yang di yakini bahwa sumber keyakinan terkuat di
dunia bahkan Pati terkenal kota seribu paranormal sedunia yang di ketahui
masyarakat seluruh Indonesia sejak puluhan tahun. Hal ini juga dapat di ketahui
bahwa ketua paranormal seindonesia berasal dari Kota Pati bernama Bos Edy . Ternyata bukan warga yang ingin
"Ngalap berkah" dengan bertapa saja, tertarik untuk datang ke watu
payung bahkan dengan rencana eksploitasi pabrik semen juga ngalap berkah
untuk bahan campuran semen.
Mari kita
mulai bercerita tentang makna keberadaan pegunungan kendeng yang didalamnya
terdapat situs yang sering di datangi oleh para lelaku untuk mendapatkan jati
diri di dunia ghaib. Salah satunya adalah watu Payung yang di kenal
sebagai lokasi "Pertapaan" di yakini sebagai tempat para leluhur yang hidup jaman dahulu
yang bisa diketahui oleh orang yang ahli keyakinan atau ketuhanan. Seperti
keahlian dari nara sumber di bawah ini.
Watu Payung
adalah situs kebudayaan yang di sajikan sebagai panorama eksotik yang
menyuguhkan pemandangan alam yang luar biasa dan keindahan alam diatas bukit,
berada didesa Gadudero Kecamatan Sukolilo Kab.Pati Jawa Tengah. Keberadaan
situs Watu Payung ini tidak banyak orang tau, bahkan 99% penduduk desa di
sekitarnya tidak mengetahui cerita/ asal usul watu payung itu sendiri termasuk paranormal
atau ahli spiritual pada umumnya. Karena yang bisa mengetahui adalah orang yang
berkeyakinan atau berketuhanan sesuai perilakunya.
Di watu
payung sendiri terdapat 3 buah makam yang dianggap sebagai tetua atau cikal
bakal berdirinya desa Gadudero. Dari ketiga makam tersebut adalah dari Mbah
Pecukilan yang di percaya sebagai seorang prajurit musuh mataram. Karena Mbah
Pecukilan mengalami kekalahan, maka merasa malu dengan istrinya akhirnya
melarikan diri . Dalam pelarianya akhirnya ia sampai di watu payung dan menetap
di sana sampai meninggal dunia. Di samping makam mbah Pecukilan juga ada makam
mbah Gimbal dan istrinya.
Cerita
pertapaan watu payung terungkap, berawal dari perjalanan Ir.Eyang syuryo,
melalui perjalanan yang dirilis mulai dari bumi kelahiranya di singosari jawa
timur hingga Jawa barat sampai perjalanan terakhir di jawa tengah. Menurut Ir.Eyang Syuryo, dari perjalanan yang
ia lakukan hanya untuk memenuhi perintah yang didapat dari alam ghaib. Awalnya
memang tidak mau menjalankan perintah tersebut karena menurutnya tidak percaya
dengan dunia ghaib.
Dengan
berbekal keyakinan, Ir.Eyang Syuryo menjalankan tugasnya melangkah setapak demi
setapak yang di jalani selama 12 tahun.
Pada akhirnya bertemu jati
dirinya yang berpusat pada pertapaan watu payung. Sehingga penulis berinisiatif
merilis hasil lelaku dari Ir.Eyang Syuryo sebagai nara sumber untuk modal
penulis seperti yang telah diungkapkan pada kabar media news metro edisi
pertama untuk membantu menguak pertapaan watu payung pegunungan kendeng yang
penuh misteri.
Pada
kesempatan ini, edisi berikutnya untuk mengetahui dunia ghaib nara sumber dari
peribumi yang seringkali melakukan meditasi untuk menemukan jati diri tentang
pegunungan kendeng. Dalam meditasinya, masing- masing nara sumber menemukan
sebuah misteri dunia ghaib yang belum
pernah di lihat selama ini, dan setelah di rilis oleh tim, temuan tersebut
hampir sama bahkan sesuai apa yang di lihat oleh Ir.Eyang syuryo di
"pertapaan watu payung" .
Dikutip dari
hasil meditasi di Watu Payung yang dilakukan oleh Ki Agus Supriyadi (44) kelahiran
02 Pebruari 1973 Desa Tambaharjo RT 06/03 Kecamatan Tambakromo Pati, yang
sehari hari bertugas sebagai perangkat desa. Sebelumnya, juga pernah melalang
buana ke Jawa Timur, Jawa barat hingga terakhir Jawa Tengah. Dia sebenarnya
tidak percaya adanya dunia keyakinan. Menurutnya dunia keyakinan adalah kosong
belaka dan hampa. Hari demi hari, bulan demi bulan dalam perjalanan,
mendapatkan petunjuk tentang keyakinan
bisa konsultasi dengan dunia ghaib. Dari sekian lelaku yang dialami berada di
gunung merapi bertemu Wisanggeni dari keyakinan . Setelah mendapat petunjuk,
Ki Agus mulai menjalankan tugasnya 1992 untuk mencari sosok orang trah
pati yang dianggap sebagai cucu Kresna. Dalam pencarianya ia menuju di Jawa
Barat di sana singgah di Serang banten, bertemu dengan Abah Kresna dan
dianjurkan untuk ke Jatim menuju Alas Purwo Banyuwangi. Dalam meditasinya,
dapat berkomunikasi dengan alam ghaib ,"
yang kamu cari tidak ada di sini, tapi ada di gunung lawu. Di
gunung lawu mendapati sosok orang yang tinggi besar dengan julukan "Eyang
Lawu berpakaian kebesaran ala kraton. Menurut penglihatan keyakinan Ki Agus, Eyang Lawu adalah Brawijaya.
Dari situlah
Ki Agus awal mula mendapatkan petunjuk ghaib yang di rilis penulis ,"
kowe kudu wani di gething tonggo, nek ancen kowe kuat yo putuku (kamu harus
berani di benci tetangga, kalau memang kamu kuat ya cucuku).
Menurut Ki
Agus orang yang memberi petunjuk adalah Kresna. Berlanjut dialog antara Kresna dengan Ki Agus :
Dewa Krisna : suatu
saat saya bisa reinkarnasi pada tubuh manusia / jiwa manusia.
Ki Agus : Siapa itu mbah ...?
Dewa Krisna : orang keturunan trah pati
Ki Agus : saya harus mencari dimana..?
Dewa Krisna :kamu harus mencari melalui lelaku.
Ki Agus : apa selain orang pati tidak bisa…?
Dewa Krisna : tidak bisa, yang
saya pilih adalah orang pati. Karena saya sebenarnya di pati.
Dewa Krisna : sesungguhnya , saya memilih
orang yang bodoh dan tidak tahu hukum
agama atau ketuhanan.
Dewa Krisna : tapi orang tersebut, yang
hidupnya bisa bermanfaat untuk orang lain/ orang banyak.
Dewa Krisna : orang yang bodoh, saya
gerakan supaya pintar dan bisa tahu peraturan hokum dari yang maha kuasa.
Dewa Krisna : yang menjalankan dengan
praktek tanggung jawab dan kewajibanya sebagai orang hidup di dunia.
Ki Agus : Ya, saya paham.
Setelah itu
kemudian, Ki Agus dapat petunjuk ke Jakarta bertemu Dengan Romo Sugiman
dianjurkan ke Pelabuhan Ratu. Dalam Ritualnya, Ki Agus bertemu dengan Ratu
Pantai Selatan, dan diajak singgah ke singgasananya selama 2 jam, kalau dialam nyata ki agus, antaranya 2 hari 2
malem dialam nyata. atardalam petualangan di alam lewat dipelabuhan Ratu,
perbandingan antar waktu 2 jam di dunia sama dengan 2 hari 2 malam di Alam
ghaib. Pesenya Ibu Ratu Ki Agus
disuruh diistananya dalam waktu 7 hari 7 malem Tetapi Ki Agus tidak mau kerena
7 hari itu sama dengan 7 bulan dialam nyata, takutnya keluarga Ki Agus
mencarinya. Setelah melewati hari dan malam, Ki Agus di antar pulang oleh ibu ratu
sendiri menaiki kereta kencana dengan syarat memejamkan mata.
Tidak lama kemudian sampailah ke
rumahnya. Sebelum ibu ratu pamit pulang, memberikan petunjuk langsung kepada Ki
Agus untuk mencari jati diri dan sosok trah pati menuju lokasi gunung kendeng.
Namun sebelum ke gunung kendeng, Ki Agus beranjak dulu ke puncak songolikur (29). Dari situlah Ki
Agus menemukan sosok yang di cari yaitu para dewa dewi dan kemudian di beri
petunjuk melanjutkan lokasi pertapaan watu payung. Di carilah situs watu payung
sebagai tempat meditasi dan bertemu
dengan sosok orang mengaku bernama Sesang yang menurut keyakinan Ki Agus adalah
Bolodewo atau dewa wisnu
Selain itu,
Ki Agus ketika di tanya tentang keberadaan watu payung, dia mengatakan, "memang benar di balik gunung kendeng
ini ada sebuah misteri yang harus di ungkap sebagai dasar penyelamatan gunung
kendeng. Melalui media news metro ini saya akan menyampaikan apa saja yang kami
dapatkan dan bisa di pertanggung jawabkan sebagaimana mestinya.
Masih dari
Ki Agus menguraikan bahwa ia mulai ,"mengetahui keberadaan pertapaan
watu payung mulai dari masuk ke lokasi di depan pintu pertama ada sebuah sungai
besar yang mengalir deras dan jernih di dunia ghaib. Berlanjut sampai
mengetahui batu besar dan batu
ambal yang menuju pintuk masuk gerbang utama di
jaga oleh naga besar dengan teropong keemasan di kepala.
Kedatangan
Ki Agus dalam dunia ghaib di sambut oleh para dewa dewi termasuk orang berambut
panjang dengan berpakaian ala keraton duduk di kursi singgasana yang di hiasi
dengan garuda keemasan mengangguk dan menyapa dengan sopan. Setelah ditanya
menurut ki Agus, orang yang duduk di kursi tersebut adalah dewa syiwa atau Mahadewa.
Dari hasil
dialog yang di rilis tim penulis, antara ghaib (dewa syiwa) dan Ki Agus
mendapatkan kesamaan yang disampaikan oleh Ir. Eyang syuryo dan Mbah Ngatmo pada
dialog yang di rilis edisi pertama di kabar news metro.
Dewa Syiwa
; Aku kudu terus kepiye, sopo sing terus tak jak ngomong, sopo sing iso
lestarikno kene (saya harus bagaimana, siapa yang harus di ajak bicara, siapa
yang bisa melestarikan disini).
Ki Agus
; Iku kan wewenange sampeyan (itu adalah
kewenangan kamu).
Dewa Syiwa
; ora iso, iku tugase manungso sing ono. terus aku iku arep ngomong karo
sopo...? tolonglah di wenei ngerti karo sopo wae kalebu wong pati kabeh lan
sing asring teko ing kene. Perjuanganmu lan konco kancamu di terusno, ojo putus
asa, tembe burine rakyat arep nemoni kamulyaan.( gak bisa, itu tugasnya manusia
yang ada. dan saya harus berbicara dengan siapa..? tolonglah di beritahu dengan
siapa saja termasuk orang pati semua dan yang sering datang disini.
perjuanganmu dan teman-temanmu teruskan, jangan putus asa di kemudian nanti
rakyat akan bertemu kemulyaan.
Ki Agus masih mencari orang yang dimaksut reinkarnasinya para dewa
untuk beberapa waktu, akhirnya Ki Agus diam dirumah. Beberapa saat kemudian, tiba-tiba
Ki Agus kedatangan tamu untuk diajak kerumah seseorang. Akhirntya tahu bahwa orang tersebut
adalah yang selama ini dicari sesuai dengan
petunjuk dan keyakinanya. Ki Agus mendapat pesan dari orang tersebut, kamu
tidak perlu kesana kesini cari keyakinan sejati atau guru sejati. Sesungguhnya,
keyakinan sejati dan guru sejati adalah di perilaku kita sendiri. Supaya
menjalankan tanggung jawab dan kewajibanya sebagai manusia yang menanam banyak
kebaikan biar bisa berguna untuk tanah air kita. Dan bisa hidup bermanfaat untuk orang lain .
Yang Maha Kuasa semestinya tidak bisa dicari, akan tetapi mencari
manusia yang hidupnya berguna dan bermanfaat untuk orang banyak dengan praktek
nyata. Yang maha Kuasa ( Tuhan ) Tidak Diperbolehkan orang yang Ngakui Alhi Agama
atau Ahli Kitab atau ahli mengingatkan orang karena mengakui dirinya Ahli atau
Pintar itu tidak pas Tetapi sukanya sama orang yang
hidupnya bisa buat contoh dan bermanfaat untuk sesamanya.
Hal yang
sama juga di sampaikan oleh nara sumber kedua bernama Ki Jarun (51) alamat dukuh
Pandean desa wotan RT 01/01 Kec, Sukolilo Pati dalam meditasinya mengaku
mengetahui keberadaan lokasi pertapaan"watu payung" yang hanya
sebatas mengetahui dunia ghaib belum sampai pada taraf komunikasi dengan
penghuninya. Diantaranya adalah ;
Didepan
pintu gerbang masuk disambut oleh orang yang duduk di kursi gading keemasan
dengan teropong seperti ratu dijaga oleh ular naga besar atau naga raja. Di
sebelah kiri pintu gerbang masuk ada cahaya berwarna merah sebesar bola. Dari
pintu gerbang sebelah kanan di lihat ada pendopo menyerupai kraton yang sedang
melakukan sarasehan yang di pimpin oleh bethoro wisnu (pikulun wisnu).
Berlanjut
sampai batas masuk pintu tengah mendengar dari perkataan para dayang di saat
sarasehan menyebutnya prabu brawijaya. menurut ki jarun orang tersebut memakai
klat bau seperti prabu siliwangi berambut panjang dengan berpakaian serba gemerlab
ala kerajaan.
Ki jarun,
saat memasuki pintu gerbang utama yang menuju pendopo keraton, di sambut dengan
menganggukkan kepala dan senyuman manis pertanda di terimanya bertamu di tempat
para dewa tersebut. Namun anehnya , tidak satupun menyapa atau mempersilahkan
duduk. Karena dirasa mendapat ijin masuk , kesempatan itu di pergunakan untuk
melihat lihat suana ruangan yang unik yang tiada bandingnganya di dunia nyata.
Hal serupa dan waktu yang sama juga di lihat
melalui meditasi yang di lakukan oleh nara sumber ketiga sosok perempuan, satu satunya nara sumber yang
sudah mengenal dunia ghaib sejak kecil hingga sekarang bernama Darwati (35)
asal dukuh blekik desa kropak RT 05/02 Kecamatan Winong Kabupaten Pati. "Saya
mengenal dunia ghaib sejak kecil,"akunya.
Dari pengakuanya yang telah di rilis
tim news metro mengatakan, dia mengenal dunia keyakinan ketika ada yang
menggerakan hatinya adalah ibu ratu pantai selatan waktu duduk bangku SMP .
Beliau juga
pernah mengobati pasien dengan tanganya yang bisa bergerak sendiri. Dari perilaku aneh yang di
lakukan Darwati, orang lain menilai
tidak waras. Masyarakat disekitarnya
hamper satu desa menganggap perilkau aneh yang dilakukan Darwati
dianggap gila. Karena setiap kejadian aneh yang dialami Darwati mengamuk dan
membanting apa adanya. Hal ini dialami hampir satu tahun dan menurut Darwati
sendiri apa yang ia lakukan tidak mengerti sama sekali. setelah di kroscek
lebih dalam mengaku dia hidup di dua alam bersama dengan ibu ratu pantai selatan dan
diakui sebagai putri dan di beri nama ,"Sukmawati" dan mendapat gelar
,"Bintang Pamungkas.
Hal inilah yang menjadikan penulis tertarik untuk menjadi nara sumber sebagai
media meditasi di lokasi watu payung.
Suami Darwati (Sarpani) sudah berusaha untuk mencari pengobatan kesana
sini yang dialami oleh istrinya dengan gangguan jiwanya. Akhirnya, Darwati
mendapatkan jalan keluar dari seseorang yang bernama Mbah Mad ( Yi Mad) yang
berdomisili dukuh Jangkang Desa Wotan Kecamatan Sukolilo pati. Beliau adalah
sosok figur yang pengetahuanya sangat
luas dalam hal keyakinan dan ketuhanan. Dan beliau juga mengetahui
keyakinan terkuat di dunia yaitu di watu payung yang terdapat dewa/ dewi
dilokasi tersebut. . Dan Orang tersebut adalah yang pertama kali mengetahui adanya keghaiban di lokasi
Pegunungan Kendeng. Selanjutnya, pengetahuan Watu Payung tersebut disampaikan
oleh Ir. Eyang Syuryo dan Mbah Ngatmo.
Dari keterangan Darwati, yang ia
dapatkan setelah meditasi di watu payung mengatakan,"lokasi pertapaan watu payung memang tempat bersemayamnya para dewa dewi dan banyak para
mahkluk ghaib lainya. Dalam dunia ghaib, dia meyakini bahwa pusat peradaban
dunia dan puser bumi berada di Pati tepatnya di watu payung. Dalam
penglihatanya, dia mendapatkan sebuah istana yang dihiasi oleh dewa dewi.
Di situ di jelaskan pula "baladewa
sudah turun di tubuh manusia atau reinkarnasi pada orang pati. artinya sudah nitis di tubuh
manusia . Tujuan baladewa nitis di tubuh manusia adalah untuk membenahi dan
memperbaiki akal manusia yang rusak,"ungkapnya lebih dalam. Menurut
keterangan Darwati, beliau sudah bertemu berkali kali dengan orang tersebut, Sesuai
dengan keterangan Ir.Eyang Syuryo, Mbah Ngatmo, Ki Agus adalah orang yang sama.
Menurut darwati menambahkan,"pati adalah simbol kota seribu paranormal,
di balik itu ada rahasia keyakinan/ ketuhanan terkuat dan tertinggi di
dunia. Beliau juga mendapatkan
pesan dari ibu ratu pantai selatan , “ untuk menyampaikan kepada manusia
yang saat ini sudah rusak akalnya dengan terbiasa perilaku sesuai dengan
keinginan pribadi pada umumnya. Pesan
ibu ratu diantaranya adalah : ,”ikuti
aturan manusia yang di amanatkan sesuai keghaiban di watu Payung Gunung
kendeng, karena pantai selatan adalah bawahanya. Dan selalu ikuti peraturan
Yang Maha Kuasa.
Dari ketiga
nara sumber yang di rilis, penulis masih menggali informasi yang lebih dalam
tentang dunia ghaib di lokasi watu payung. Dia adalah Mashadi kelahiran Gubug
Purwodadi yang sekarang tinggal di Wonogiri tepatnya Dk gayam ds Pondok RT
02/01 Kec. Ngadirojo Jawa Tengah. Dalam dunia ghaib, dia lebih
berpengalaman dan banyak mengetahui
hal-hal ghaib yang ia lalui.
Dari
perjalanan Ki Mashadi mulai belajar keyakianan umur 8 th, mendapat pesan dari kakeknya bahwa
orang hidup itu harus mempunyai
keyakinan, kejujuran, sopan santun, dan membantu sesama orang lain.
Berawal dari perlajanan Ki Mashadi menuju makam Demak Sunan kalijogo, Sunan Gunungjati Cirebon, sunan sembung. Usai
itu berlanjut ke Jawa timur menuju ke makam
sunan Ampel, Sunan Kanoman. Selesai itu berangkat ke Sukabumi (Pangeran Cakrabuana), ke Pangeran Sapuregel
di pelabuhan ratu Jawa barat. setelah itu ke Pangeran Bonang Bogor, ke Ramahulu
Walangsungsang dan mbah Buyut Kuncung Sinantar, ke pangeran Ramasutas Jaya
Upas, ke Raden Larat Cirebon, usai itu ke gunung kidul pantai selatan dan ibu
Endang sari. Usai itu ke daerah Banten tepatnya di Ideng Sayengbaran, Uda
damuwuyung, ke wali cina Randa kasiyan, kembali lagi ke daerah Sukabumi ke Nyai
mas ratu Gandasari, Ki Gede bayalamu dan yang terakhir ke Prabu Siliwangi.
Selesai itu Ki
Mashadi merantau ke Jakarta. Dan selama
di perantauan Ki Mashadi mendapat petunjuk
dari bisiskan ghaib,
Ghaib : awakmu sowan neng pati wae ( kamu datang ke
pati saja ).
Ki Mashadi
: kulo teng pati teng gene sinten ( saya ke pati ketempat siapa )
Ghaib : kowe engko
reti dewe ( kamu nanti tahu sendiri ).
Setelah
mendapat petunjuk ghaib, Ki mashadi menuju ke Pati bertemu dengan Mbah Mad desa
Wotan Sukolilo Pati, untuk mendapatkan pemahaman tentang keyakinan atau ketuhanan
di Watu Payung Pegunungan Kendeng. Dalam
ceritanya, Mbah Mad memberikan pemahaman
tentang adanya Dewa Dewi yang berada di Watu payung. Menurut KI mashadi
menyampaikan bahwa, orang yang dimaksud dapat anugerah atau nitis itu yang
membimbing selama puluhan tahun adalah Mbah Mad (Yi Mad ).
Dari
pengalaman yang ia peroleh , kepada tim penulis mengatakan," memang dunia ghaib itu ada bahkan
lebih banyak dari pada dunia nyata. Termasuk pengalaman yang ia miliki
ketika melakukan meditasi di lokasi watu
payung. Menurut Ki Mashadi, lokasi watu payung
ternyata punya kekuatan ghaib yang lebih besar dari yang pernah di kunjungi
pada tempat lain sebagai media ritualisasi. Dari kekuatan ghaib yang di maksud
adalah ia bertemu dengan penghuni watu payung sama persis
dengan yang dialami oleh Ir. Eyang Syuryo, dan Mbah Ngatmo serta nara sumber
lainya.
Di kutip
dari meditasi yang di lakukannya, Ki Mashadi bertemu dengan orang yang sedang
duduk di kursi keemasan dan menyambut dengan anggukan kepala satu kali. Dalam meditasinya,
beliau melakukan dialog dengan penghuni
ghaib yang belum di ketahui identitasnya. Dari wawancara yang dikutip penulis
antara lain;
Ghaib
: kowe
rene tujuanmu arep lapo....? (kamu kesini tujuanya untuk apa..?
Ki Mashadi : arep ngerti asal usule di watu payung, opo
sejatine kahanan watu payung sakbenere. Anak putune kepengin ngerti lan kenopo
watu payung wis tersohor tekan endi endi, kok do ra ngerti asal usule..? (ingin
tau asal usulnya di watu payung, apa sebenarnya keberadaan watu payung sudah
tersohor dimana-mana tidak tahu asal
usulnya...?
Ghaib :
o...ngono, yo tak jawab iki asal usul sakdurunge ono dunyo, nek kene sing
paling enak golek pengayoman kui neng jagad iki pati (sari). sari patine bumi
iku nek pati. (o...gitu, ya tak jawab ini asal usul semula sebelum ada dunia,
disini yang paling enak mencari perlindungan itu di bumi pati (sari).
Ghaib : iki sejatine sing do moro ora kepengein
ngerti. sing di goleki piandel/kekebalan. neng kene ora ngajari piandel tapi
keyakinan. watu payung iki sejatine panggonan keyakinan sing luweh duwur.( ini sebenarnya yang datang
disini tidak ingin tahu yang sebanarnya, yang dicari kekebalan. Padahal disini
tidak mengajarkan kekebalan tapi keyakinan atau kepercayaan. Dan batu payung
ini adalah tempat keyakinan yang paling tingi).
Menurut Ki mashadi dari keyakinanya di sampikan bahwa, tidak boleh
bertambang pabrik semen di pegunungan kendeng, pasalnya merusak lingkungan.
Karena di situ terdapat sejarah leluhur tertua dijaman ribuan tahun. Logikanya,
kalau terjadi penambang pabrik semen, masyarakat bisa bekerja, tetapi tidak
sampai pada keturunanya. Dan kalau ada indikasi suap menyuap terkait oknum
pemerintahan daerah maupun pusat, kalau dijinkan tingkat resikonya akan
mengalami musibah sampai pada anak cucunya bagi yang menerima suap
tersebut. Dan bilamana tidak menjalankan
sesuai perintah Yang Maha Kuasa akan sengsara.
Dari perjalanan yang dilakukan
oleh nara sumber menyangkut tentang kepahaman menuju kayakinan, hanya bertujuan
untuk meyelamatkan keberadaan gunung kendeng
dari ancaman pihak manapun yang hanya untuk kepentingan sepihak. Maka perlu di sikapi dan direnungkan bahwa
keberadaan pegunungan kendeng menyimpan sebuah misteri yang terkuak dari
beberapa sumber yang ahli dalam bidang spiritual. Sehingga menurut keyakinan
dari nara sumber, keberadaan pegunungan kendeng harus di selamatkan dari hal
apapun.
Dan apabila
pegunungan kendeng di hancurkan untuk bahan bangunan/diolah untuk bahan pabrik
semen, akibatnya akan merusak lingkungan dan penduduk setempat
termasuk yang tinggal di pegunungan kendeng kususnya di watu payung. Terlepas
benar atau tidaknya kita harus menjaga kelestarian pegunungan kendeng yang
selama ini telah dianugerahkan Yang Maha Kuasa untuk dirawat dan di lestarikan
agar meraih kedamaian dan ketentraman baik di alam nyata maupun di alam
ghaibnya. bersambung......(tim news
metro/pati).


0 Response to "Menguak Misteri Gunung Kendeng dan Memaknai Pertapaan Watu Payung"
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.