Menguak Misteri Gunung Kendeng, Watu Payung Adalah Simbol Bersemayamnya Para leluhur (Dewa Dewi)
| =======FOTO MBAH JASRI ==== |
PATI, NEWSMETRO.CO - Perjalanan untuk menemukan jati diri di dalam hal keyakinan dunia ghaib
semakin mendapat perhatian khusus bagi kalangan ahli spiritual. Hal ini sebagai
simbol untuk menguak sebuah fenomena alam di pertapaan “Watu Payung” yang
penuh misteri. Selangkah demi selangkah, fenomena alam tentang dunia ghaib
hampir mencapai puncak dan terwujudnya sebuah reinkarnasi di alam nyata.
Melalui
terawang bathin para ahli spititual, telah terpapar gambaran jelas dan nyata
bahwa keberadaan “Watu Payung” menyimpan sebuah misteri yang di pandang
perlu untuk merubah niat bagi para pihak yang berupaya merusak Gunung Kendeng
dengan rencana pendirian pabrik semen milik PT Indocement yang menimbulkan
kontroversial di masyarakat Pati.
Seperti
diungkapkan oleh Mbah Jasri (65) warga dukuh Bacem, Desa Baturejo, kecamatan
Sukolilo bahwa Gunung Kendeng merupakan simbol bersemayamnya para leluhur (dewa
dewi) sehingga nuansa dan kekuatan gaib disana cukup kuat. Bahkan konon
kabarnya, rencana pembangunan pabrik semen bakal membuat para leluhur marah dan
jika pembangunan tetap dilaksanakan maka diyakini bala tentara sang Maharaja
atau Dewa Syiwa akan menghancurkan setiap upaya pengrusakan Gn. Kendeng.
Mbah Jasri
mengatakan salah satu tempat keramat di Gh Kendeng ialah pertapaan “Watu
Payung”.
Ia berkisah,
awal pertemuan dirinya dengan Watupayung ialah saat ia pertama kali belajar
tentang ilmu keyakinan.
Pada tahun
1993 saat berada di Jakarta, ia bertemu dengan seseorang sesepuh bernama Eyang
Kabul yang mengaku salah satu trah keturunan dari Keraton Solo dan bergelar
“Suryaningrat”. Dalam pertemuannya, Eyang Kabul memberikan petunjuk kepada
Jasri bahwa di desa kelahirannya ada tempat yang dipercaya sangat sakral dan
kehidupan yang abadi yaitu bernama Watu Payung” yang berada di pegunungan
Kendeng Sukolilo, Pati.
Waktu
mendapat petunjuk dari Eyang kabul, Mbah Jasri tidak mengetahui apa-apa tentang
petunjuk tersebut. Pada tahun 1995 Mbah Jasri di ajak oleh Eyang kabul ke
lokasi Watu Payung, dan di beri petunjuk banyak hal tentang keberadaan Watu
Payung yang sebenarnya. Namun Mbah Jasri belum bisa membuktikan apa-apa di
dunia ghaib. Setelah beberapa lama kemudian, MbahJasri di suruh mengingat
kembali atas kejadian pada tanggal 9 bulan 9 tahun 1999 tepat pada pukul 9
waktu diajak ke lokasi Watu Payung. Saat itu ia mengaku melihat sebuah petunjuk
berupa dua sinar yang mau masuk pada tubuh seseorang.
"
Sampai saat ini sinar itu masih dirahasiakan namun pada waktunya nanti, sinar
itu akan masuk ke seseorang yang sangat berguna bagi orang banyak ," tutur
Mbah Jasri.
Sinar yang
dimaksud adalah perpaduan kekuatan para penguasa gaib yang jika masuk pada
seseorang, baru bisa berguna untuk sesama. Tapi selama masih berupa cahaya itu
tidak berarti apa apa, jelas pria yang keras menolak pembangunan pabrik
Indocement ini.
Ditambahkannya,
ada petunjuk dari Eyang Kabul bahwa pada medio tahun 2016-2017 orang yang
akan mendapatkan sinar titisan itu adalah orang yang terlahir dari bumi Pati
tepatnya di wilayah Sukolilo yang tidak jauh dari pegunungan Kendeng. Eyang
Kabul mencari seseorang yang merupakan titisan Arjuna. Orang yang di
maksud Eyang Kabul adalah harus trah asli orang Pati Selatan yaitu wilayah
Sukolilo orang di luar itu tidak bisa.
Mbah Jasri
menghimbau agar , semua orang yang punya keyakinan agar bersama sama menjaga
kelestarian Gunung Kendeng terutama dari para pemburu batu kapur yang berencana
membangun pabrik semen.
Tidak lama
kemudian setelah memberikan petunjuk kepada Mbah jasri, tepatnya tahun
2013 Eyang kabul tutup usia dan untuk pemakamanya di iringi upacara kebesaran
karena memang keturunan dari keraton. Dari beberapa pesan yang disampaikan oleh
Eyang kabul kepada Mbah Jasri menjadi bekal untuk mendalami dunia
keyakinan.
Setelah
meninggalnya Eyang Kabul, menjadi renungan bagi Mbah Jasri atas dasar petunjuk
yang didapatkan sehingga terbukalah pintu hatinya untuk mendalami dunia
keyakinan. Setelah itu saya mendalami apa yang disampaikan masalah keyakinan
semakin masuk, tapi semakin diam. Terasa ada keganjilan sehingga didalami
terus,” ujarnya. Sampai saat ini beliau sudah membuktikan bahwa orang yang dimaksud
dalam keyakinanya, sudah bertemu langsung setelah sinar itu nitis/reinkarnasi
kepada seseorang asal dari desa Sukolilo itu sendiri yang tidak jauh dari
lokasi pertapaan “Watu Payung”.
Secara
keyakinan tentang bumi Pati, Mbah Jasri menilai,” bahwa bumi Pati adalah bumi
tertua di dunia. Karena bumi pati adalah sudah terbentuk sejak jaman dahulu.
Hal yang mendasari adalah tempatnya para leluhur agung ada di pati.
Mengenai sejarah gunung kendeng Induknya hanya di watu payung, “ujarnya
Di tanya
soal kekuatan gaib di Pantai Selatan tentang Ratu Lait Kidul yang tersohor
sampai ke mancanegara, diyakini mbah Jasri masih di bawah Watu Payung yang
termasuk urutan tertinggi di dunia. Alasannya, karena kekuatan di Pantai
Selatan hanyalah kekuatan jin bukan kekuatan para dewa. Sedangkan Watu Payung
adalah kekuatan para dewa sehingga kekuatan gaib Pantai Selatan masih jauh di
bawah kakuatan di Watu Payung.
Menyoal
rencana berdirinya pabrik semen di Gunung Kendeng, Mbah Jasri menjawab,
sampai kapanpun saya menolak keras. Pasalnya, pemerintah kabupaten Pati
seharusnya bertanggung jawab untuk melestarikan keberadaan Gunung
Kendeng yang menjadi daerah resapan air dan memiliki sejarah yang cukup
penting.
Bagaimana
seandainya pembangunan PT Indocemen tetap ngotot berdiri di sana maka efek
sampingnya luar biasa.
" Saya
berani didepan untuk menolak. Karena awal kehidupan bumi Pati adanya di
sepanjang Gunung Kendeng dan induknya berada di Watu Payung, “ tegasnya.
Pria murah
senyum ini juga meyakini jika kerajaan Gaib para dewa diusik di Watu
Payung dengan adanya pembangunan pabrik semen, maka para pelaku akan sengsara
dalam hidup dan mengalami penderitaan hingga turun temurun.
Mbah Jasri
berharap kepada pemerintah agar menetapkan Gunung Kendeng sebagai kawasan
yang di lindungi dan dilestarikan,” terangnya mengakhiri. (tim News Metro/Pati)
0 Response to "Menguak Misteri Gunung Kendeng, Watu Payung Adalah Simbol Bersemayamnya Para leluhur (Dewa Dewi)"
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.