Menguak Misteri Pegunungan Kendeng, “Watu Payung” Tempat Keramat dan Puser Bumi
PATI, NEWSMETRO.CO - Keberadaan
gunung kendeng yang menyimpan sebuah misteri masih
menjadi tanda tanya besar bagi masyarakat awam khususnya bagi pro semen dimana mereka
belum meyakini benar bahwa gunung kendeng adalah tempat bersemayamnya para
leluhur (dewa dewi).
Karena dirasa keberadaan gunung kendeng bagi orang awam itu
sendiri dinilai belum percaya keberadaanya bila belum terbukti sebuah dampak
perubahan yang membuat mereka percaya dengan dunia ghaib. Namun apa yang
dirasakan selama ini pernah terjadi, reaksi keras para leluhur yang tidak di
hormati, sudah cukup bukti untuk memberikan
peringatan bagi masyarakat yang tidak mau bertoleransi dengan alam ghaib. Namun
hal itu tidak bisa di ketahui oleh orang awam dengan pengetahuan yang sempit
tentang dunia keyakinan.
Untuk menanggapi dari masyarakat
yang belum meyakini tentang keberadaan gunung kendeng yang sebenarnya, bisa
disimak oleh para lelaku meditasi di Watu Payung sebelumnya dan hasilnya bisa
di buat tolak ukur untuk meyakini dunia ghaib khusunya di tempat keramat Watu
Payung. Untuk kali ini sebagai pembuktian terkait gunung kendeng mari kita
ikuti nara sumber yang semakin kuat keyakinanya
tentang dunia ghaib dan dapat dipertanggung jawabkan setelah melakukan meditasi
di pertapaan Watu Payung. Yaitu Kisah perjalanan seorang pensiunan dini guru Sekolah
Dasar bernama Mad Zaenuri alias Peci (60) warga Dukuh Pucang Desa Jatiroto RT 02/05 Kecamatan
Kayen Kabupaten Pati Jawa Tengah. Dalam
keseharianya, di habiskan untuk beraktivitas mendampingi keluarga yang sangat sederhana. Untuk mengetahui dunia keyakinan, bermula
dari problem keluarga karena terbelit ekonomi. Saat itulah beliau mulai
melangkahkan kaki yang pertama kali menuju
ke gunung Kawi Jawa Timur. Di sana beliau melakukan ritual, walhasil tidak
mendapatkan petunjuk apa-apa dan akhirnya kembali lagi ke Pati bumi
kelahiranya.
Dengan kegagalanya di gunung Kawi
tidak membuat hati kecewa bagi Ki Peci, karena terbelit ekonomi hingga tersirat
dalam hati untuk mendapatkan kekayaan dengan cara yang mudah dan instan. Untuk
mendapatkan itu Ki Peci mendatangi seorang tua yang dianggap bisa menolong
dan mewujudkan keinginanya, yaitu kepada Mbah Sakinah desa Kalikalong Kecamatan
Tayu Pati. Di tempat itulah, Ki Peci dikasih petunjuk untuk mendapatkan
kekayaan (harta karun), di suruh berpuasa Ki Peci mengadu ke Mbah Sakinah lagi barangkali
ada yg kurang terpenuhi sebagai syaratnya.
selama 40 hari dan sesaji sebagai
sarat untuk mendapatkan petunjuk. Setelah di jalani, tidak mendapat petunjuk
apa-apa. Dengan kegagalanya,
Dalam petuahnya, Mbah Sakinah
memberikan penjelasan dengan Ki Peci,”bahwa yang sebenarnya dilakukan
dan yang namanya harta karun itu tidak benar adanya. Yang ada hanya
karunia dari Allah semata. Dengan hati kecewa
Ki Peci pulang ke rumah dan berucap dalam hatinya bahwa ajal, jodoh,
rezki, semua itu sudah ada yang ngatur,”ujarnya sadar.
Setelah melalangbuana dari tempat
satu ke tempat yang lain, sampilah pada tempat yang di sebut gunung Rahtawu
yang berada di bawah puncak songolikur (29) di lereng gunung Muria Kudus. Di
tempat itu beliau menyepi dan melakukan meditasi, hingga mendapat petunjuk ghaib
lewat mimpi,” yang dirilis tim,”Contohlah seperti Eyang Patih Gajah Mada
yang memiliki sifat kesatria, tanggung jawab yang peduli sesama rakyat kecil
dan bijaksana.
Terlepas setelah mendapatkan petunjuk
ghaib digunung Rahtawu, untuk lebih memperdalam kepahaman dan keyakinan, Ki
Peci pergi ketempat spiritual tertinggi sedunia yaitu keramat Watu Payung yang
berada di dalam gunung kendeng di desa Gadudero Kecamatan Sukolilo Pati. Dalam
meditasinya, beliau bertemu dengan sosok ghaib yang mengaku Eyang Kapiworo
(Hanoman). Dari sinilah Ki Peci mendapat pemahaman tentang keyakinan. Dan
untuk mengetahui dunia keyakinan, Watu
Payung adalah tempat keramat yang terdapat tempat bersemayamnya para leluhur
(dewa dewi ) dijamanya. Dalam dunia keyakinan menurut Ki Peci,”bumi tertua
sedunia ada di Pati puncaknya di Watu Payung,”ungkapnya.
Terkait investor pabrik semen yang
akan didirikan oleh PT SMS (Sahabat Mulia Sakti) yang rencana akan di golkan
oleh pemerintah, menurut Ki Peci sangat tidak setuju dan menolak keras.
Pasalnya, keberadaan pabrik semen akan berdampak pada kerusakan lingkungan
serta cagar alam. Selain itu gunung kendeng adalah sebagai puser bumi yang
dibawahnya terdapat jalur besar antara laut selatan dan laut utara Jepara,”jelasnya. Jika aktivitas tambang
pabrik semen sampai mengeruk ke dalam puser bumi, maka bencana dahsyat akan
terjadi,”tegas Ki Peci. Dalam keyakinanya, menurut Ki Peci,
“jika pemerintah
merespon adanya pabrik semen sampai beroperasi, maka akan kena balak dan azab
tidak hanya pada oknumnya, akan tetapi sampai pada anak cucunya,”tuturnya.
Menanggapi warga masyarakat yang tergabung
dalam “Jamas” (Jangkung Masyarakat ) seperti pada pemberitaan pro semen yang
dirilis pada minggu lalu tidak sependapat dengan adanya Watu Payung yang menyimpan
sebuah misteri tempat bersemayamnya para leluhur itu adalah hal yang wajar.
Karena kepahaman dan keyakinan mereka terhadap Watu Payung, hati dan akalnya
tertutup demi kepentingan pribadi.
Selain itu, belum bisa memahami arti lingkungan demi berlangsungnya kehidupan
dengan alam yang damai, dan tentram. Bila para Jamas akan tetap bersikukuh
mendukung berdirinya pabrik semen hingga beroperasi, resiko besar akan di
tanggungnya dan balak pasti akan menimpa hingga pada anak dan keturunanya atas kekuasaan Allah yang Maha Esa,’tegas
Peci.
Harapanya, pemerintah daerah
khusunya Kabupaten, Propinsi, hingga Pusat, lebih berfikir positif terhadap
keberadaan pegunungan kendeng dan membatalkan rencana mendirikan pabrik semen.
Lindungi lingkungan dan cagar alam budaya, sehingga karst kawasan gunung
kendeng tersebut bisa dilestarikan untuk selamanya,”tutur Ki Peci Mengakhiri. (tim News metro/pati).


0 Response to "Menguak Misteri Pegunungan Kendeng, “Watu Payung” Tempat Keramat dan Puser Bumi"
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.