Mbah Mad, Penggagas Jalan Betonisasi dan Giat Gotong Royong Warga Desa Wotan, Sukolilo, Pati
PATI,
NEWS METRO - Jalan, merupakan sarana
penting dan kebutuhan pokok utama, sebagai urat nadi sarana prasarana
pemerataan dan percepatan laju
perkembangan ekonomi baik dari desa satu ke desa lainya. Kondisi jalan yang
rusak, bisa menghambat aktivitas perkembangan ekonomi, begitu juga sebaliknya.
Seperti yang pernah di lihat
kondisi jalan yang berada di desa Wotan Kecamatan Sukolilo Pati. Sebelumnya,
diakui mengalami kerusakan berat dibawah standar. Desa Wotan dengan jumlah
penduduk kurang lebih sepuluh ribu jiwa, terbagi menjadi 10 pedukuhan. Jarak
antar dukuh yang satu dengan yang lain sangat berjauhan. Dan kondisi jalan saat
itu masih berbentuk tanah campur batu, jika hujan lebat kondisi jalan becek dan
berlumpur. Upaya yang di lakukan, sudah seringkali perbaikan jalan, namun masih rusak karena
terbentur hujan atau banjir.
Melihat kondisi jalan yang
kian rusak, timbul pemikiran baru dari masyarakat terutama warga dukuh Jangkang
Rt 06/01 desa Wotan Kecamatan Sukolilo Pati. Salah satunya adalah Mbah Mad atau
sering di panggil dengan Yi Mad, mengawali untuk memberikan ide atau
gagasan terkait pembangunan pengerasan
jalan dengan rabat beton. Sebagai percontohan pertama kali di bangun pada tahun 2012 silam. Adalah
lokasi dukuh Jangkang Rt 06/01 desa Wotan sepanjang 500 m, lebar 4 m tinggi 15
cm dengan jumlah anggaran yang di tanggung oleh Mbah Mad sendiri.
Untuk warga lainya sempat
tidak terbayangkan, pengersan jalan dengan kapasitas rabat beton tidak sedikit
anggaran yang harus di keluarkan, apalagi ini di tanggung pribadi,”guman warga.
Namun, untuk mensiasati agar warga merasa ikut memiliki maka di suruh andil
dalam bentuk tenaga bergotong royong memperbaiki jalan tanpa upah. Menurut
warga setempat, kegiatan gotong royong memang sudah terbiasa dan masih melekat
untuk kepentingan umum. Karena kegiatan seperti ini, warga hanya ingin
mengikuti jejak Mbah Mad walaupun sebatas tenaga saja,”kata warga,
Menurut nara sumber Karnomo
yang merupakan warga desa wotan sekaligus mantan kepala desa yang menjabat
tahun 2008-20016 mengatakan,”bahwa pada saat saya menjabat kepala desa wotan,
waktu itu tahun 2012 Mbah Mad datang ke rumah saya, beliau mengatakan kepada
saya selaku kepala desa saat itu bahwa ingin merabat beton jalan yang melintas
dari pertigaan dukuh Jangkang Rt 06/01, kondisi jalan masih becek dan
bergelombang.
Kades bertanya soal dana yang
di buat untuk rabat beton darimana...? Mbah Mad hanya minta dukungan saja
kepada desa dan masyarakat setempat untuk bergotong royong. Saat itu juga
karnomo menyanggupi untuk memberikan perintah kepada warganya untuk bergotong
royong memperbaiki jalan tanpa upah.
Menurut Mbah Mad, hidup
bergotong royong memang masih melekat pada masyarakat desa wotan ketika pengerasan jalan dengan cor
rabat beton berjalan. Dalam giat kegotong royongan merupakan bagian dari warga
desa wotan sehingga pemerintah desa hingga Kabupaten baru baru ini memberikan
apresiasi kepada penggagas utama pembangunan jalan desa (Mbah Mad) khususnya
dan umumnya kepada seluruh warga dukuh
Jangkang desa wotan. Pembangunan jalan
yang memakai bahan cor, semestinya di tanggung oleh pemerintah, kenyataanya
selesai dan hasilnya bisa dirasakan oleh banyak orang sepanjang tahun,ujar
instansi terkait saat silaturrahim Jumling di Masjid Baitul Izza desa wotan
pertengahan bulan puasa yang lalu.
Bukti
nyata yang dilakukan Mbah Mad, merupakan bagian yang patut di buat contoh dan
bisa menggugah hati masyarakat lainya dalam lingkup desa wotan dan sekitarnya.
Tak lama kemudian, muncul gagasan berikutnya dari warga lain ATI,
NEWS METRO - Jalan, merupakan sarana
penting dan kebutuhan pokok utama, sebagai urat nadi sarana prasarana
pemerataan dan percepatan laju
perkembangan ekonomi baik dari desa satu ke desa lainya. Kondisi jalan yang
rusak, bisa menghambat aktivitas perkembangan ekonomi, begitu juga sebaliknya.
Seperti yang pernah di lihat
kondisi jalan yang berada di desa Wotan Kecamatan Sukolilo Pati. Sebelumnya,
diakui mengalami kerusakan berat dibawah standar. Desa Wotan dengan jumlah
penduduk kurang lebih sepuluh ribu jiwa, terbagi menjadi 10 pedukuhan. Jarak
antar dukuh yang satu dengan yang lain sangat berjauhan. Dan kondisi jalan saat
itu masih berbentuk tanah campur batu, jika hujan lebat kondisi jalan becek dan
berlumpur. Upaya yang di lakukan, sudah seringkali perbaikan jalan, namun masih rusak karena
terbentur hujan atau banjir.
Melihat kondisi jalan yang
kian rusak, timbul pemikiran baru dari masyarakat terutama warga dukuh Jangkang
Rt 06/01 desa Wotan Kecamatan Sukolilo Pati. Salah satunya adalah Mbah Mad atau
sering di panggil dengan Yi Mad, mengawali untuk memberikan ide atau
gagasan terkait pembangunan pengerasan
jalan dengan rabat beton. Sebagai percontohan pertama kali di bangun pada tahun 2012 silam. Adalah
lokasi dukuh Jangkang Rt 06/01 desa Wotan sepanjang 500 m, lebar 4 m tinggi 15
cm dengan jumlah anggaran yang di tanggung oleh Mbah Mad sendiri.
Untuk warga lainya sempat
tidak terbayangkan, pengersan jalan dengan kapasitas rabat beton tidak sedikit
anggaran yang harus di keluarkan, apalagi ini di tanggung pribadi,”guman warga.
Namun, untuk mensiasati agar warga merasa ikut memiliki maka di suruh andil
dalam bentuk tenaga bergotong royong memperbaiki jalan tanpa upah. Menurut
warga setempat, kegiatan gotong royong memang sudah terbiasa dan masih melekat
untuk kepentingan umum. Karena kegiatan seperti ini, warga hanya ingin
mengikuti jejak Mbah Mad walaupun sebatas tenaga saja,”kata warga,
Menurut nara sumber Karnomo
yang merupakan warga desa wotan sekaligus mantan kepala desa yang menjabat
tahun 2008-20016 mengatakan,”bahwa pada saat saya menjabat kepala desa wotan,
waktu itu tahun 2012 Mbah Mad datang ke rumah saya, beliau mengatakan kepada
saya selaku kepala desa saat itu bahwa ingin merabat beton jalan yang melintas
dari pertigaan dukuh Jangkang Rt 06/01, kondisi jalan masih becek dan
bergelombang.
Kades bertanya soal dana yang
di buat untuk rabat beton darimana...? Mbah Mad hanya minta dukungan saja
kepada desa dan masyarakat setempat untuk bergotong royong. Saat itu juga
karnomo menyanggupi untuk memberikan perintah kepada warganya untuk bergotong
royong memperbaiki jalan tanpa upah.
Menurut Mbah Mad, hidup
bergotong royong memang masih melekat pada masyarakat desa wotan ketika pengerasan jalan dengan cor
rabat beton berjalan. Dalam giat kegotong royongan merupakan bagian dari warga
desa wotan sehingga pemerintah desa hingga Kabupaten baru baru ini memberikan
apresiasi kepada penggagas utama pembangunan jalan desa (Mbah Mad) khususnya
dan umumnya kepada seluruh warga dukuh
Jangkang desa wotan. Pembangunan jalan
yang memakai bahan cor, semestinya di tanggung oleh pemerintah, kenyataanya
selesai dan hasilnya bisa dirasakan oleh banyak orang sepanjang tahun,ujar
instansi terkait saat silaturrahim Jumling di Masjid Baitul Izza desa wotan
pertengahan bulan puasa yang lalu.
Bukti nyata yang dilakukan
Mbah Mad, merupakan bagian yang patut di buat contoh dan bisa menggugah hati
masyarakat lainya dalam lingkup desa wotan dan sekitarnya. Tak lama kemudian,
muncul gagasan berikutnya dari warga
lain untuk mengikuti jejak (mbah mad) melakukan pengecoran dengan sistem
swadaya dan gotong royong, tanpa di fasilitasi oleh program desa.
Satu tahun kemudian jalan
poros desa wotan yang semula becek, bergelombang sekarang menjadi rata dengan betonisasi mulai jalan utama hingga
jalan selokan tanpa kecuali. Pengecoran jalan ini di lakukan swadaya masyarakat
murni tanpa ada bantuan dari pihak manapun, termasuk anggaran dari pemerintah.
Lantas, siapakah sosok Mbah
Mad yang sebenarnya...?
Mbah Mad atau kerap kali di
panggil (Yi Mad), warga dukuh jangkang rt 06/02 desa wotan kecamatan sukolilo
pati, adalah sosok seorang figur yang
mempunyai dedikasi tinggi, berwawasan luas dalam hal dunia keyakinan dan
keghaiban. Yang tidak kalah pentingnya adalah kepedulianya terhadap kepentingan umum yang bermanfaat
untuk orang banyak. Dalam kepribadianya, Mbah Mad patut menjadi contoh bagi
masyarakat yang ingin belajar tentang dunia keyakinan untuk diterapkan sebagai
modal hidup yang bermanfaat untuk sesama.
Kenapa nama Mbah Mad Patut
dimunculkan...?
Perlu di ketahui bahwa
munculnya nama seseorang bukan karena kaya atau tinggi jabatan, tapi karena banyak jasanya untuk masyarakat,
bangsa dan negara. Terkait dengan kepribadian Mbah Mad, masyarakat sudah bisa
mengetahui secara langsung dan wujud nyata yang sangat luar biasa dan bisa di
rasakan oleh orang banyak, salah satunya adalah membangun sebuah jalan desa
dengan rabat beton yang dibiayai sendiri
tanpa bantuan orang lain. Hal inilah yang menjadi tertarik untuk merilis karena
dirasa perjuangan yang di lakukan oleh Mbah Mad sebagai dasar pengetahuan masyarakat
yang bisa diambil dari segi manfaatnya.
Kalau jaman dahulu, mengenang
jasa seseorang karena membela negara dari penjajah. Terbesit dengan mengenang
jasa seseorang bukan hanya dilihat dari perjuangan itu saja, membangun mental
spiritual dan membangun karakter seseorang dalam bentuk hidup bergotong royong
bukan hal yang mudah. Maka perjuangan Mbah Mad patut di publikasikan untuk
mengenang jasanya agar tidak dilupakan. Di samping itu, Mbah Mad sebagai
motivasi bagi warga lainya untuk mengikuti jejaknya dalam berjuang untuk
kepentingan bersama.
Selain di kenal sebagai sosok
orang yang suka peduli terhadap pembangunan infrastruktur, Mbah Mad juga mampu
mengenal dunia keyakinan dan berketuhanan. Beliau adalah orang pertama kali
mengetahui tempat spiritual tertinggi sedunia yaitu di lokasi Watu Payung, yang terletak di area pegunungan kendeng desa
Gadudero Sukolilo Pati. Bahkan Mbah Mad sejak umur 6 tahun sudah mengetahui
hal-hal aneh tentang dunia ghaib.
Dalam mengenal dunia ghaib,
Mbah Mad bertualang di berbagai tempat untuk melakukan tirakatan. Maka, sudah
sewajarnya Mbah Mad mampu membuka misteri pegunungan kendeng . Menurutnya,
keyakinan tertinggi sedunia berada di lokasi Watu Payung. Hingga sekarang
menjadi tempat pertapaan seseorang untuk mengetahui jati diri dan dunia ghaib.
Dengan terungkapnya Watu Payung yang berada di deretan pegunungan kendeng, agar
di rawat dan di lestarikan bersama agar tercapai kedamaian, “ujarnya. (tim news metro/pati)
0 Response to "Mbah Mad, Penggagas Jalan Betonisasi dan Giat Gotong Royong Warga Desa Wotan, Sukolilo, Pati"
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.